Kamis, 24 Juli 2008

Dewan

Dirjen Perlindungan Hutan Telah Kunjungi TNTN

Penulis: Hadrizal, Pelalawan
PANGKALAN KERINCI - Dirjen Pelindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) akhirnya akan meninjau Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan. Peninjauan itu dimaksudkan untuk menyelesaikan konflik perbatasan antara TNTN dengan lahan masyarakat yang telah lama berlangsung.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPRD Pelalawan, HM Harris, di ruang kerjanya belum lama ini"Beberapa waktu lalu Dirjen PHKA, Bapak Darori telah mengunjungi beberapa lokasi rawan sengketa di TNTN," katanya.
Kunjungan itu, tambah Harris, merupakan salah satu hasil kesepakatan dalam pertemuan antara DPRD Pelalawan dengan Dephut, minggu lalu, di kantor Dephut, Jakarta. Selain itu, juga disepakati soal izin pembangunan ruas jalan oleh pemerintah di dalam kawasan TNTN. "Karena itu, kita telah menggelar rapat internal di DPRD, pada hari ini, untuk mempersiapkan penyambutan kedatangan Dirjen PHKA," terangnya.
Dalam rapat itu, katanya, DPRD Pelalawan merumuskan konsep penyelesaian sengketa tapal batas. Rapat tersebut dihadiri Wakil Ketua DPRD Ramli FE dan Herman Maskar, Ketua Komisi A Masfar SSos, serta Ketua Komisi C Akhiruddin. Tampak juga sejumlah anggota dewan dari berbagai komisi. Diantaranya Lukman Situmorang, Marhadi MR, Zainal Arifin dan Yusro Abrar.
Tak hanya itu, DPRD Pelalawan akan berjuang menyelesaikan konflik dengan berpihak kepada kepentingan masyarakat bawah yang telah membuka kebun di bawah sepuluh hektar. ''Rapat kita tadi menyimpulkan, masyarakat peladang tidak mungkin diusir begitu saja dari kawasan. Dewan akan perjuangkan nasib mereka, kalaupun ternyata TNTN mau dilanjutkan lahan petani di-enclave-kan saja. Soalnya, keberadaan masyarakat kita di sana karena selama ini batas kawasan TNTN tidak jelas,'' tegas Harris.
Menurut Harris, sikap dewan ini sebenarnya juga sudah dipahami pusat. Opsi tersebut bahkan sempat dibicarakan dalam pertemuan dengan pejabat Dephut RI. Kesimpulan sementara, Jakarta akan mengabulkan kepentingan masyarakat di TNTN dengan didasari pertimbangan situasi daerah. ''Pemikiran orang Dephut hampir sama dengan kita, dan sebetulnya mereka sudah berpikir kearah ini,'' imbuhnya lagi. *

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda